DOMAIN 2 NUTRISI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
FISIOLOGI
: NUTRISI & CAIRAN
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI LEBIH DARI KEBUTUHAN TUBUH/ Berat
Badan Lebih (D.0018)
DEFINISI
|
Keadaan individu yang mengalami asupan nutrisi melebihi kebutuhan
metabolik
|
ETIOLOGI
|
·
Asupan yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolisme.
·
Ketergantungan pada bahan kimia.
·
Penurunan kebutuhan metabolisme (misalnya, akibat diharuskan untuk tirah
baring).
·
Norma etik/budaya.
·
Peningkatan nafsu makan.
·
Kurangnya dasar pengetahuan tentang nutrisi.
·
Kurangnya latihan fisik.
·
Obat-obatan yang merangsang nafsu makan
·
Obesitas pada satu atau kedua orang tua.
·
Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia lima
bulan.
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Gangguan
genetic
2.
Faktor
keturunan
3.
Hipotiroid
4.
Diabetes
mellitus maternal
|
BATASAN
KARAKTERISTIK
|
·
Memusatkan nutrisi pada akhir hari.
·
Pola makan disfungsional.
·
Makan sebagai respon terhadap isyarat ekstemal (misalnya, jadwal makan
atau situasi sosial).
·
Makan sebagai isyarat intemal selain rasa lapar (misalnya ansietas).
·
Penggunaan makanan sebagai tindakan penguatan atau membuat rasa nyaman.
·
Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari'
·
Penggantian pemanis untuk adiksi
·
Lipatan trisep > 15 mm pada pria
·
Lipatan trisep > 25 mm pada wanita
·
Berat badan 20% diatas kerangka tubuh ideal
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
NOC :
· Status nutrisi : asupan makanan
dan cairan
· Pengendalian berat badan
Misal :
· Menyadari masalah berat badan
· Mengungkapkan secara verbal
ingin menurunkan berat badan
· Berpartisipasi dalam program
penurunan berat badan terstruktur
· Mendekati berat badan ideal
|
INTERVENSI
|
Observasi
·
Tentukan keinginan dan motivasi pasien untuk
mengurangi berat badan atau lemak tubuh
·
Tentukan pola makan dengan meminta pasien membuat
catatan tentang apa, kapan dan dimana pasien makan
·
Timbang berat badan setiap minggu
·
Pantau catatan asupan untuk melihat kandungan dan
jumlah kalori nutrisi
Mandiri
·
Berikan penguatan positif terhadap penurunan berat
badan , pemeliharaan program diet, latihan fisik
·
Buat tujuan mingguan untuk menurunkan berat badan
·
Bantu pasien menyesuaikan diet dengan gaya hidup dan
tingkat aktivitas
·
Rencanakan peogram latihan fisik, pertimbangkan
keterbatasan pasien
Edukasi
·
Motivasi pasien untuk mematuhi program diet
karbohidrat kompleks dan protein serta menghindari gula sederhanan, makanan
cepat saji, kafein dan minuman bersoda
·
Berikan informasi yang sesuai mengenai kebutuhan
nutrisi dan cara memenuhinya
·
Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai
pengaruh konsumsi alkohol pada konsumsi makanan
·
Ajarkan pemilihan makanan
Kolaborasi
·
Diskusikan dengan tim gizi terkait manajemen diet
|
REFERENSI
|
Wilkinson hal 287, SDKI 54
|
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG
DARI KEBUTUHAN TUBUH / Defisit Nutrisi (D.0019)
DEFINISI
|
Keadaan individu yang mengalami
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
|
ETIOLOGI
|
1.
Kesulitan mengunyah dan menelan
2.
Kebutuhan metabolik meningkat
3.
Mual/muntah
4.
Intoleransi makanan
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
Parkinson, Mobius syndrome, Serebal palsy, Cleft lip, Cleft palate, Amyotropic lateral sclerosis, Kerusakan neuromuscular, Luka bakar, Kanker, Infeksi, AIDS, Penyakit Chron’s
, Enterocolitis, Fibrosis
kistik
|
BATASAN
KARAKTERISTIK
|
•
BB < 20% BB ideal
•
Asupan nutrisi menurun
•
Penurunan BB dengan asupan adekuat
•
Sebah
•
Nyeri abdomen
•
Konjungtiva & membran mukosa pucat
•
Kelemahan otot
•
Bising usus hiperaktif
•
Rambut rontok
•
Sariawan rongga mulut
•
Membran mukosa pucat
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
•
BB ideal
•
Asupan nutrisi meningkat
•
Keluhan sebah menurun
•
Keluhan Nyeri abdomen menurun
•
Konjungtiva & membran mukosa tidak pucat
•
Kelemahan otot tidak ada
•
Bising usus batas normal
•
Membran mukosa lembab
|
INTERVENSI
|
Observasi
•
Pantau nilai hasil Lab
•
Ketahui makanan kesukaan pasien
Edukasi
•
Ajarkan pasien ttg makanan bergizi
Kolaborasi
•
Berikan obat antiemetik
•
Kolaborasi dgn tim gizi
Mandiri
•
Tawarkan higiene mulut sebelum makan
•
Tawarkan porsi besar pada siang hari
•
Anjurkan makan sedikit tapi sering
|
REFERENSI
|
Wilkinson 282, SDKI 56
|
DIARE (D.0020)
DEFINISI
|
Keadaan dimana individu
mengalami pengeluaran feses cair dengan cepat dan tidak berbentuk
|
ETIOLOGI
|
1.
Malabsorbsi atau inflamasi sekunder terhadap...........
2.
Defisiensi laktosa
3.
Peningkatan peristaltik
4.
Proses infeksi.........
5.
Sekresi lemak yang berlebihan dalam feses karena disfungsi hati
6.
Inflamasi dan ulserasi mukosa gastrointestinal karena peningkatan sisa
nitrogen
7.
Efek samping.....
8.
Stres atau ansietas
9.
Iritasi makanan
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Kanker kolon
2.
Diverticulitis
3.
Iritasi usus
4.
Chron’s disease
5.
Ulkus peptikum
6.
Gastritis
7.
Spasme kolon
8.
Colitis
ulseratif
9.
Hipertiroidisme
10. Demam typoid
11. Malaria
12. Sigelosis
13. Kolera
14. Disentri
Hepatitis
|
BATASAN
KARAKTERISTIK
|
·
Nyeri abdomen
·
Sedikitnya 3 kali dalam defekasi
·
Bising usus hiperaktif
·
Ada dorongan
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
1.
Keluhan nyeri abdomen, kram, urgensi berkurang
2.
Defekasi dalam bentuk cair kurang dari 3 kali dalam sehari
3.
Bising usus Normal
4.
Nilai elektrolit seimbang
5.
Diare tidak ada
6.
Darah dan lendir pada feses tidak ada
7.
Kembung tidak ada
8.
Melakukan higiene yang adekuat untuk mencegah kerusakan
9.
Terhidrasi dengan baik (membran mukosa lembap. Afebris, turgor, Bola mata
baik, tekanan darah, hematokrit,)
10.
Urine yang dikeluarkan dalam batas normal).
|
INTERVENSI
|
Observasi
1. Lakukan tes guaiak pada feses.
2. mengidentifikasi kebiasaan pola
defekasinya
3. Pantau nilai laboratorium
(elektrolit, hitung sel darah), dan laporkan Ketidaknormalan.
4. Timbang berat badan pasien
setiap hari
5. Kaji dan dokumentasikan
Frekuensi, warna, konsistensi, dan jumlah (ukuran) feses
6. Pantau turgor kulit dan kondisi
mukosa mulut sebagai indikator dehidrasi.
7. Pantau adanya iritasi dan
ulserasi kulit di area perianal.
Mandiri
1. Ambil spesimen feses untuk
kultur dan sensitivitasnya, jika diare berlanjut
2. Evaluasi profil obat terhadap
efek samping di saluran gastrointestinal;
3. Evaluasi catatan asupan kandungan
nutrisi
4. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi stresor yang berperan terhadap Terjadinya diare.
5. Berikan perawatan dengan sikap
menerima dan tidak menilai.
6. Berikan cairan sesuai dengan
pilihan pasien (sebutkan).
7. Berikan privasi dan keamanan
bagi pasien selama eliminasi defekasi.
8. Lakukan tindakan untuk
mengistirahatkan usus besar (misalnya, Puasa atau diet cair);
9. Anjurkan pasien untuk makan
dalam porsi kecil, sering dan Jumlah
ditingkatkan secara bertahap.
Edukasi
1. Informasikan pasien tentang kemungkinan
obat yang mengakibatkan diare.
2. Ajarkan pasien tentang
penggunaan obat antidiare yang tepat
3. Anjurkan pasien/anggota
keluarga untuk mencatat volume, fekuensi, dan konsistensi feses
4. Anjurkan pasien untuk
memberitahu petugas setiap kali diare;
5. Ajarkan pasien tentang teknik
menurunkan stres, dengan cara Yang tepat.
Kolaboratif
1. Konsulkan dengan ahli diet
untuk penyesuaian diet yang diperlukan.
2. Pemberian obat antispasme usus
|
REFERENSI
|
Wilkinson 138, SDKI 58
|
DISFUNGSI MOTILITAS GASTROINTESTINAL
(D.0021)
DEFINISI
|
Peningkatan, penurunan,
ketidakefektifan atau kurang aktivitas peristaltik di dalam sistem
gastrointestinal
|
ETIOLOGI
|
· Penuaan
· Ansietas
· Pemberian makan enteral
· Intoleransi makanan
· Imobilitas
· Malnutrisi
· pembedahan
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Pembedahan
abdomen atau usus
2.
Malnutrisi
3.
Kecemasan
Kanker empedu
4.
Kolesistektomi
5.
Infeksi
pencernaan
6.
Gastroesophageal reflux disease (GERD)
7.
Dialisis
peritoneal
8.
Terapi radiasi
9.
Multiple organ dysfunction syndrome
|
BATASAN
KARAKTERISTIK
|
· Kram abdomen
· Distensi abdomen
· Nyeri abdomen
· Tidak flatus
· Residu lambung berwarna empedu
· Perubahan bising usus
· Diare
· Kesulitan mengeluarkan feses
· Mual
· Muntah
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
· Jumlah feses sesuai dengan
jumlah makanan yang dikonsumsi
· Jumlah residu lambung dalam
batas yang diharapkan
· Tidak ada distensi abdomen
· Tidak ada diare
· Tidak ada konstipasi
· Feses lunak dan berbentuk
· Bising usus dalam batas normal
|
INTERVENSI
|
Observasi
·
Pantau bising usus secara teratur
·
Lakukan observasi dan perkusi abdomen , ukur lingkar
abdomen setiap hari
·
Pantau frekuensi dan konsostensi defekasi
·
Pantau asupan dan halusran cairan
Mandiri
·
Lakukan ambulasi dini setelah pembedahan
·
Dorong latihan teratur sesuai toleransi
Edukasi
·
Ajarkan pentingnya asupan cairan dan serat yang
adekuat untuk mencegah konstipasi
·
Ajarkan pasien untuk sering mencuci tangan untuk
menghindari penyebabran kiman patogen
·
Beri informasi makanan yang dapat menyebabkan diare
misal makanan pedas dan tinggi lemak
Kolaborasi
· Berikan obat untuk meningkatkan
atau menurunkan motilitas GI , tergantung yang terjadi
· Berikan antibiotik pada kasus
diare infeksius
|
REFERENSI
|
Wilkinson 189, SDKI 60
|
HIPERVOLEMIA (D.0022)
DEFINISI
|
Kondisi peningkatan retensi cairan isotonik pada
seorang individu
|
ETIOLOGI
|
· Gangguan mekanisme regulasi
· Kelebihan asupan cairan
· Kelebihan asupan natrium
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Penyakit
ginjal: gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik
2.
Hipoalbuminemia
3.
Gagal jantung
kongestif
4.
Kelainan
hormon
5.
Penyakit hati
(mis. Sirosis, asites, kanker hati)
6.
Penyakit vena perifer
(mis. Varises vena, thrombus vena, plebitis)
7.
immobilitas
|
BATASAN
KARAKTERISTIK
|
·
Keluhan dispnea
·
Perubahan TTV
·
Edema anasarka
·
Perubahan status mental
·
Hematokrit menurun
·
Hb menurun
·
Gangguan Kadar elektrolit
·
Perubahan berat jenis urine
·
Azotemia
·
CVP meningkat
·
Asupan melebihi pengeluaran
·
Distensi JVP
·
Oliguria
·
Efusi pleura
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
Tujuan :
Volume cairan tubuh stabil
Kriteria
Hasil :
·
Keluhan dispnea berkurang
·
TTV stabil
·
Edema berkurang
·
BB stabil
·
Kesadaran kompos mentis
·
Hematokrit 35-50 %
·
Hb : 10 – 13 mg%
·
Kadar elektrolit dalam batas normal
·
Berat jenis urine dalam batas normal
|
INTERVENSI
|
Observasi
1.
Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sakral,
periorbital pada skala 1 dan skala 4
2.
Kaji frekuansi nadi, respiratory rate, tekanan darah
dan bunyi jantung
3.
Kaji bunyi rales pada paru
4.
Kaji pengobatan yang diberikan seperti steroid,
diuretik
5.
Pantau secara teratur lingkar abdomen dan tungkai
bawah
6.
Observasi tanda-tanda kelebihan volme cairan
Mandiri
1.
Timbang BB setiap hari
2.
Berikan posisi kaki lebih tinggi pada pasien edema
3.
Pertahankan pembatasan cairan pasien
4.
Berikan oksigen
Edukasi
1.
Ajarkan pentingnya pembatasan cairan
2.
Ajarkan pembatasan diet dan efek samping obat yang
diberikan
Kolaborasi
1.
Berikan diuretik hemat kalium sesuai kebutuhan
2.
Atur menu nutrisi dengan tim gizi dalam pemberian
diet rendah garam dan tinggi protein
3.
Konsul untuk pemasangan CVP
|
REFERENSI
|
SDKI 62, Wilkinson 180
|
HIPOVOLEMIA (0023)
DEFINISI
|
Keadaan individu yang mengalami
penurunan cairan intravaskular, interstital, atau intrasel tanpa kehilangan
natrium. Catatan : Tidak boleh
digunakan pada pasien dengan puasa.
|
ETIOLOGI
|
1.
Kehilangan volume cairan aktif
2.
Kegagalan mekanisme pengaturan cairan
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Penyakit Addison
2.
Trauma /
perdarahan
3.
Luka bakar
4.
AIDS
5.
Penyakit chorn
6.
Muntah
7.
Diare
8.
Colitis
ulseratif
9.
Hipoalbuminemia
|
BATASAN
KARAKTERISTIK
|
1.
Haus
2.
Perubahan status mental
3.
Tensi turun
4.
Tekanan nadi turun
5.
Turgor kulit dan lidah turun
6.
Haluarancurin turun
7.
Pengisian vena turun
8.
Kulit dan membran mukosa kering
9.
Hematokrit meningkat
10. Suhu tubuh meningkat
11. Frekuensi nadi meningkat
12. Konsentrasi urin meningkat
13. Kelemah
14. Penurunan berat badan yang tiba
tiba kecuali pada ruang ketiga
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
Tujuan : Klien akan memiliki
keseimbangan cairan elektrolit
Kriteria Hasil :
1.
TTV stabil
2.
Keluhan haus berkurang
3.
Kesadaran compos mentis
4.
BB Stabil
5.
Urine output
30-50 ml/jam
6.
BJ Urine normal ( 1%-1,025 )
7.
Hematokrit 35-50 %
8.
Turgar kulit membaik
9.
Membran mukosa lembab
10. Akral hangat kering merah
11. CRT < 2 detik
|
INTERVENSI
|
Observasi
1.
Monitor tanda-tanda kekurangan cairan . Rasional : Mengetahui
seberapa jauh cairan yang hilang
2.
Monitor TTV . Rasional :Kekurangan / perpindahan cairan meningkat
frekuensi jantung TD menurun, mengurangi volume nadi
3.
Monitor intake dan output .Rasional : Memberikan informasi tentang status
cairan umum
4.
Timbang berat badan dan kemajuaannya
5.
Pantau warna , jumlah dan frekuensi kehilangan
cairan
6.
Identifikasi faktor- faktor yang berkontribusi
terhadap bertambah buruknya dehidrasi
Mandiri
1.
Ganti kekurangan cairan lewat oral
Rasional : Memperbaiki /
mempertahankan vol sirkulasi dan tekanan asmotik
2.
Bersihkan mulut secara teratur
3.
Tentukan jumlah cairan input dan output dalam 24 jam
4.
Posisikan pasien dalam posisi syok/ head down/
trendelenburg
5.
Pasang kateter urin bila perlu
6.
Berikan cairan sesuai kebutuhan harian yaitu
40cc/KgBB/24 Jam
7.
Cegah kehilangan cairan
Edukasi
1.
Ajarkan pada pasien pentingnya cairan dalam 24 jam
2.
Ajarkan pada pasien asupan cairan normal perhari
Kolaborasi
1.
Berikan cairan intravena disesusaikan dengan
medikasi yang diberikan
2.
Ambil sampel darah untuk persiapan tranfusi
3.
Laporkan abnormalitas elektrolit
|
REFERENSI
|
Wilkinson hal 178, SDKI 64
|
KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH (D.0027)
DEFINISI
|
Variasi Kadar Glukosa Darah Naik/Turun Dari Rentang
Normal.
|
ETIOLOGI
|
Hiperglikemia
1.
Disfungsi
Pankreas
2.
Resistensi
Insulin
3.
Gangguan
Toleransi Glukosa Darah
4.
Gangguan
Glukosa Darah Puasa
Hipoglikemia
1.
Penggunaan
Insulin Atau Obat Glikemik Oral
2.
Hiperinsulinemia
(Mis. Insulinoma)
3.
Endokrinopati
(Mis. Kerusakan Adrenal Atau Pituitari)
4.
Disfungsi Hati
5.
Disfungsi
Ginjal Kronis
6.
Efek Agen
Farmakologis
7.
Tindakan
Pembedahan Neoplasma
8.
Gangguan
Metabolik Bawaan (Mis. Gangguan Penyimpanan Lisosomal, Galaktosemia, Gangguan
Penyimpanan Glikogen)
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Diabetes
Melitus
2.
Ketoasidosis
Diabetik
3.
Hipoglikemia
4.
Hiperglikemia
5.
Diabetes
Gestasional
6.
Penggunaan
Kartikosteroid
7.
Nutrisi
Parenteral Total (Tpn)
|
BATASAN
KARAKTERISTIK
|
Gejala Dan
Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Hipoglikemia Hipoglikemia
1.
Mengantuk 1.
Gangguan Koordinasi
2.
Pusing 2.
Kadar Glukosa Dalam
Darah/Urin Redah
Hiperglikemia Hiperglikemia
1.
Lelah Atau
Lesuh 1.
Kadar Glukosa Dalam
Darah/Urin Tinggi
Gejala Dan Tanda
Minor
Subjektif Objektif
Hipoglikemia Hipoglikemia
1.
Palpitasi 1.
Gemetar
2.
Mengeluh Lapar 2.
Kesadaran Menuru
3.
Lapar 3.
Perilaku Aneh
4.
Sulit Bicara
Hiperglikemia Hiperglikemia
1.
Mulut Kering 1.
Jumlah Urin Meningkat
2.
Haus
Meningkat
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
a.
Kesadaran
meningkat (GCS: E4V5M6)
b.
Pusing menurun
c.
Lelah/lesu
menurun
d.
Kadar glukosa
dalam darah membaik (75-121 mg/dL)
e.
Kadar glukosa darah stabil
f.
Mematuhi regimen yang diprogramkan untuk pemantauan
glukosa darah
g.
Mematuhi rekomendasi diet dan latihan fisik
h.
Menguraikan gejala hipoglikemia atau hiperglikemia
|
INTERVENSI
|
1.
Manajemen hiperglikemia
Ø
Observasi
-
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
-
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
insulin meningkat (misal,penyakit kambuhan)
-
Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
-
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(misal,poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur,
sakit kepala)
-
Monitor intake dan output cairan
-
Monitor keton urin, kadar analisa gas darah,
elektrolit, tekanan darah ortostatik, dan frekuensi nadi
Ø
Terapeutik
-
Berikan asupan cairan oral
-
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
-
Fasilitasi ambulan jika ada hipotensi ortostatik
Ø
Edukasi
-
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
-
Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
-
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
-
Ajarkan pengelolaan diabetes (misal, penggunaan
insulin, obat oral, bantuan professional kesehatan)
Ø
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
-
Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
-
Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
2.
Manajemen hipoglikemia
Ø
Observasi
-
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
-
Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Ø
Terapeutik
-
Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
-
Berikan glucagon, jika perlu
-
Berikan karbohidrat kompleks dan protein seusai diet
-
Pertahankan akses IV, jika perlu
-
Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Ø
Edukasi
-
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap hari
-
Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
-
Anjurkan monitor kadar glukosa darah
-
Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian program
-
Jelaskan interaksi antara diet, insulin atau agen
oral, dan olahraga
-
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (misal, tanda dan
gejala, faktor resiko, dan pengobatan hipoglikemia)
-
Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
hipoglikemia (misal, mengurangi insulin,dan atau meningkatkan asupan makanan
untuk berolahraga)
Ø
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian dekstore, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
glucagon, jika perlu
|
REFERENSI
|
Wilkinson 42, SDKI 71
|
RISIKO KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA
DARAH (D.0038)
DEFINISI
|
Resiko terhadap variasi kadar
gula darah dari rentang normal
|
FAKTOR RESIKO
|
· Kurang pengetahuan tentang
manajemen diabetes
· Tingkat perkembangan
· Asupan diet
· Pemantauan glukosa darah tidak
tepat
· Kurang penerimaan terhadap
diagnosis
· Kurang kepatuhan pada rencana
manajemen diabetik
· Manajemen medikasi
· Status kesehatan mental
· Tingkat aktivitas fisik
· Kehamilan
· Stres
· Penambahan berat badan
· Penurunan berat badan
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Diabetes
Melitus
2.
Ketoasidosis
Diabetikum
3.
Hipoglikemia
4.
Diabetes
Gestasional
5.
Penggunaan
Kortikosteroid
6.
Nutrisi
Parenteral Total (Tpn)
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
·
Kadar glukosa darah stabil
·
Mematuhi regimen yang diprogramkan untuk pemantauan
glukosa darah
·
Mematuhi rekomendasi diet dan latihan fisik
·
Menguraikan gejala hipoglikemia atau hiperglikemia
|
INTERVENSI
|
Observasi
·
Kaji faktor yang dapat meningkatkan resiko ketidakseimbangan
glukosa
·
Pantau kadar glukosa serum sesuai
SPO
·
Pantau asupan dan haluaran
·
Pantau tanda dan gejala hipoglikemia
·
Pantau tanda dan gejala hiperglikemia
·
Tentukan penyebab hipoglikemia atau hiperglikemia
Mandiri
· Beri karbohodrat sederhana sesuai
indikasi
· Beri karbohidrat kompleks dan
protein sesuai indikasi
· Pertahankan akses intravena
bila diperlukan
Edukasi
· Beri informasi mengenai
diabetes
· Beri informasi mengenai
penerpana diet dan latihan fisik untuk mencapai keseimbangan glukosa
· Beri informasi mengenai obat
obatan anti diabetes
· Beri informasi mengenai
tatalaksana diabetes ketika dirawat di RS
· Beri informasi mengenai
pemantauan secara mandiri kadar glukosa dan keton
Kolaborasi
· Beritahu dokter bila
hipoglikemi dan hiperglikemia terjadi dan tidak dapat dikendalikan dengan
aktivitas mandiri.
|
REFERENSI
|
|
RESIKO SYOK D. 0039
DEFINISI
|
Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke
jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam
jiwa.
Diagnosis ini ditegakan pada kondisi gawat darurat yang dapat mengancam jiwa dan intervensi diarahkan untuk
penyelamataan jiwa
|
FAKTOR RESIKO
|
1.
Hipotensi
2.
Hipovolemia
3.
Hipoksemia
4.
Hipoksia
5.
Infeksi
6.
Sepsis
7.
Sindrom respon
inflamasi sistemik
|
KONDISI KLINIS
TERKAIT
|
1.
Perdarahan
2.
Trauma Multiple
3.
Pneumothoraks
4.
Infark Miokard
5.
Kardiomiopati
6.
Cedera Medula
Spinalis
7.
Anafilaksis
8.
Sepsis
9.
Koagulasi
Intravaskuler Diseminata
10. Sindrom Respons Inflamasi Sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome [Sirs])
|
TUJUAN&
KRITERIA HASIL
|
Kekuatan nadi
Urin output
Tingkat kesadaran
Saturasi oksigen
Akral
Haus
Map
Tensi
Tekanan nadi
Frekuensi nadi
Frekuensi napas
|
INTERVENSI
|
Observasi
monitor
status oksigenasi, intake output, MAP, frekuensi nadi, RR, Tensi, tingkat
kesadaran, respon pupil, CRT, turgor kulit,
monitor
hasil lab seperti : kadar albumin,
osmolalitas serum, hematokrit, Na, K dan BUN
Mandiri
Berikan
oksigen mempertahankan Saturasi 94%
persiapkan
intubasi dan ventilasi mekanis
pasang
jalur IV line
pasang
kateter urine
Edukasi
jelaskan
penyebab syok, tanda dan gejala awal syok,
memperbanyak
asupan cairan oral
Kolaborasi
pemberian
transfusi darah
|
REFERENSI
|
SDKI 92
|
INTERVENSI
UMUM CAIRAN DAN NUTRISI
NO
|
NIC
|
INTERVENSI
|
|
Manajemen hipoglikemia
|
Ø
Observasi
-
Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
-
Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Ø
Terapeutik
-
Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
-
Berikan glucagon, jika perlu
-
Berikan karbohidrat kompleks dan protein seusai diet
-
Pertahankan akses IV, jika perlu
-
Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Ø
Edukasi
-
Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap hari
-
Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
-
Anjurkan monitor kadar glukosa darah
-
Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian program
-
Jelaskan interaksi antara diet, insulin atau agen
oral, dan olahraga
-
Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (misal, tanda dan
gejala, faktor resiko, dan pengobatan hipoglikemia)
-
Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah
hipoglikemia (misal, mengurangi insulin,dan atau meningkatkan asupan makanan
untuk berolahraga)
Ø
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian dekstore, jika perlu
-
Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu
|
|
Manajemen hiperglikemia
|
Ø
Observasi
-
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
-
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
insulin meningkat (misal,penyakit kambuhan)
-
Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
-
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(misal,poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur,
sakit kepala)
-
Monitor intake dan output cairan
-
Monitor keton urin, kadar analisa gas darah,
elektrolit, tekanan darah ortostatik, dan frekuensi nadi
Ø
Terapeutik
-
Berikan asupan cairan oral
-
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
-
Fasilitasi ambulan jika ada hipotensi ortostatik
Ø
Edukasi
-
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
-
Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
-
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
-
Ajarkan pengelolaan diabetes (misal, penggunaan
insulin, obat oral, bantuan professional kesehatan)
Ø
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
-
Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
-
Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu
|
|
Manajemen hypervolemia
|
Ø
Observasi
-
Periksa tanda dan gejala hipervolemia (misal,
ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular positif,
suara napas tambahan)
-
Identifikasi penyebab hipervolemia
-
Monitor status hemodinamik (misal, frekuensi
jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP,POMP,CO,CI), jika tersedia
-
Monitor intake dan output cairan
-
Monitor tanda hemokonsentrasi (misal, kadar natrium,
BUN, haematocrit, berat jenis urine)
-
Monitor kecepatan infus secara ketat
-
Monitor efek samping diuretic (misal, hipotensi
ortortostatik, hypovolemia, hipokalemia, hiponatremia)
Ø
Terapeutik
-
Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
-
Batasi asupan cairan dan garam
-
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 (derajat)
Ø
Edukasi
-
Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
-
Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam
sehari
-
Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
-
Ajarkan cara membatasi cairan
Ø
Kolborasi
-
Kolaborasi pemberian diuretik
-
Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretik
-
Kolaborasi pemberian conuous renal replacement
therapy (CRRT), jika perlu
|
|
Manajemen hipovolemia
|
Ø
Observasi
-
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (missal,
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin
menurun, hemaktokrit meningkat, haus, lemah)
-
Monitor intake dan output cairan
Ø
Terapeutik
-
Hitung kebutuhan caiaran
-
Berikan posisi modified trendelenburg
-
Berikan asupan cairan oral
Ø
Edukasi
-
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
-
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Ø
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian cairan (misal, Nacl, RL)
-
Kolaborasi pemberian cairan (misal, glukosa 2,5%,
Nacl 0,4%)
-
Kolaborasi pemberian cairan koloid (misal, albumin,
plasmanate)
-
Kolaborasi pemberian produk darah
|
|
Manajemen syok hipovolemik
|
Ø
Observasi
-
Monitor status kardiopulmnal (frekuensi dan kekuatan
nadi, ferekuensi napas, TD, MAP)
-
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
-
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor
kulit, CRT)
-
Periksa tingkat kesadaran dan respon pupil
-
Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS
(deformity/deformitas, open wound/luka terbuka, tendenmess/nyeri tekan,
swelling/bengkak)
Ø
Terapeutik
-
Pertahankan jalan napas paten
-
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
>94%
-
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
-
Lakukan penekanan langsung (direct pressure) pada
perdarahan eksternal
-
Berikan posisi syok (modified trendlenberg)
-
Pasang jalur IV berukuran besar (misal, nomor 14
atau 16)
-
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
-
Pasang selang nasogastric untuk dekompresi lambung
-
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
Ø
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2 L
pada dewasa
-
Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20
mL/kgBB pada anak
-
Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
|
|
Pemantauan cairan
|
Ø
Observasi
-
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
-
Monitor frekueansi napas
-
Monitor tekanan darah
-
Monitor berat badan
-
Monitorpengisian kapiler monitor elastisitas atau
turgor kulit
-
Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
-
Monitor kadar albumin dan protein total
-
Monitor hasil pemeriksaan serum (misal, osmolaritas
serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN)
-
Monitor intake dan output cairan
-
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (misal,
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume dan urin
menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat,
berat badan turun secara singkat)
-
identifikasi tanda dan tanda hipervolemia (misal,
dispnea, edema perifer, edema anasarka JVP/CVP meningkat, BB menurun dalam
waktu singkat)
-
identifikasi faktor resiko ketidakseimbangan cairan
(misal, prosedur pembedahan, moyor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis,
obstruksi intestinal, peradangan)
Ø
Terapeutik
-
atur interval waktu pemantauan seusai dengan kondisi
pasien
-
dokumentasi hasil pemantauan
Ø
Edukasi
-
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
-
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
|
Komentar
Posting Komentar