Langsung ke konten utama

PANDUAN MAKALAH SEMINAR KELOMPOK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Berikut adalah panduan untuk membuat makalah seminar kelompok pada mata kuliah keperawatan Gawat Darurat


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
(Alenia 1 mengenai masalah kegawatan yang terjadi pada kasus, misal yang trend dimasyarakat ke arah sudden death dan terlambat dalam pengenalan penyakit misal stroke dikira sawan dst....)  Pada kenyataannya, klien datang ke rumah sakit dengan kondisi kesadaran yang sudah jauh menurun dan memerlukan perawatan cukup lama
Alenia 2 mengeni angka prevalensi terjadinya dimulai dari scope dunia – Indonesia --- propinsi --- dan area kota ) Berdasarkan laporan RISKESDAS tahun 2018 prevelansi penyakit tidak menular salah satunya stroke mengalami peningkatan dari 7% pada tahun 2013 menjadi 10,9% pada tahun 2018 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Alenia 3 mengenai patofisiologi singkat dari awal terjadinya penyakit sampai ke menyebabkan kematian Cerebro Vascular Accident (CVA) infark lebih banyak dikenal sebagai stroke oleh masyarakat umum. Stroke infark terjadi pada otak ditandai dengan adanya penurunan kualitas pembuluh darah. Apabila aliran darah yang menuju ke jaringan otak terhenti selama 15-20 menit akan menyebabkan kematian jaringan karena nutrisi yang diperlukan otak berasal dari oksigen yang diangkut oleh darah.
Alenia 4 mengenai tatalaksana singkat, peran perawat baik dalam scope pre hospital maupun intrahospital. Dibutuhkan peran semua pihak untuk mengurangi angka mortalitas pasien dengan stroke di masyarakat salah satunya adalah dengan pengenalan gejala dini dimana golden period untuk terapi trombolitik adalah 3-6 jam dari onset kejadian.  

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah selalu dalam kalimat tanya dan mencerminkan tujuan umum misal “ Bagaimana asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien dengan stroke bleeding?”

1.3  Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Sesuai dengan menjawab rumusan masalah misal menjelaskan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien dengan stroke bleeding?”

1.3.2        Tujuan Khusus
Tujuan khusus diisi dengan bab besar yang akan dibahas misal
1.      Menjelaskan konsep kegawatan CVA Bleeding
2.      Menjelaskan konsep asuhan keperawatan  pada kegawatan CVA Bleeding


1.4  Manfaat
1.      Bagi penulis
2.      Bagi Institusi Pelayanan keperawatan
3.      Bagi Institusi Pendidikan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Definisi CVA Infark
2.2    Etiologi
2.3    Klasifikasi
2.4    Patofisiologi
2.5    Web of Caution
2.6    Manifestasi Klinis
2.7    Komplikasi
2.8    Penatalaksanaan



BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a.      Primary Survey
1.      Airway
Bahas bagaiman kondisi airway pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas misal “Pasien dengan CVA Infark beresiko mengalami sumbatan karena adanya penumpukan sekret akibat dari kelemahan reflek batuk
2.      Breathing
Bahas bagaimana kondisi breathing pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas. Misal pada pasien dengan CVA infark tidak ditemukan masalah pada pernapasan namun jika pasien mengalami peningkatan tekanan intracranial akan tampak pada penurunan RR
3.      Circulation
Bahas bagaimana kondisi circulation pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas Pada pasien dengan stroke non hemoragik yang mengalami perfusi serebral tidak efektif menyebabkan kadar PaO2 <95% sehingga menyebabkan sianosis. Pasien stroke non hemoragik mengalami diaforesis sehingga ditemukan akral teraba dingin, dan kulit mengalami kelembapan. TD dapat normal atau meningkat, dengan frekuensi nadi bervariasi
4.      Disability
Bahas bagaimana kondisi disability pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas Pasien dengan cva infark akan mengalami gangguan kesadaran jika terjadi ketidakseimbangan perfusi ventilasi. Pupil kecil dan ptosis pada sisi kelopak mata yang terkena. Mengalami gangguan motorik seperti hemiplegia, hemiparesis, dan mengalami gangguan sensorik seperti defisit dalam pendengaran, pengelihatan dan indra penciuman.
5.      Exposure
Bahas bagaimana kondisi exposure pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas Pada pasien stroke non hemoragik biasanya jarang terjadi trauma.

b.      Pengkajian sekunder
1.      Anamnesa
a.       Data Umum : Bahas mengenai bagaimana prevalensi kejadian CVA bleeding. Misal stroke menyerang laki laki 2 x lebih banyak daripada wanita, usia diatas 50 tahun rentan dengan cva bleeding, jarang terjadi pada usia anak anak, tinggal di perkotaan dan pedesaan dst............
b.     Keluhan utama : Bahas mengenai keluhan utama yang khas sesuai topik terkait. Pada pasien dengan cva bleeding keluhan utamanya adalah nyeri kepala hebat dan penurunan kesadaran. Bahas mengenai karakterstik keluhan utama yang khas tersebut sesuai dengan kaidah OLD CART (Onset, location, duration, characteristic, aggravating factor, relieving factors, Treatment) Misal “ Onset : sejak kapan? , Location ( dimana kelumpuhannya), Duration ( bagaimana nyeri itu datang, apakah terus menerus atau hilang timbul), Characteristic ( bagaimana karakteristik nyeri nya ? apakah seperti ditusuk tusuk, seperti berputar? Seperti diberi beban? ) , Aggravating factor ( Apa yang memperburuk rasa nyerinya? ),  relieving factors ( Faktor apa yang meringankan, missal dengan istirahat, nyeri akan berkurang)  , Treatment ( Treatment apa yang sudah diberikan sebelum datang ke RS? Misal sudah minum obat)
c. Riwayat penyakit sekarang : Bahas mengenai keluhan lain yang menyertai keluhan utama. Misal Pasien pada keluhan utama mengeluh penurunan kesadaran maka untuk riwayat penyakit sekarang  : penurunan kesadaran disertai muntah, tidak bisa menelan ,   kejang
d. Riwayat penyakit dahulu : Bahas mengenai penyakit dahulu yang ada kaitannya dengan topik yang dibahas misal Jelaskan keterkaitan penyakit DM, hipertensi dan jantung dengan kejadian CVA bleeding, Pengobatan apa yang menjadi pencetus atau penyulit pasien CVA,  
e.       Pemeriksaan fisik
1.      Vital Sign
Bahas bagaimana vital sign yang tampak sesuai topik
2.      Keadaan umum
Bahas bagaimana vital sign yang tampak sesuai topik
3.      Bladder (B4) : Bahas sesuaikan dengan topik misal  pada pasien cva infark beresiko mengalami inkontinensia urine karena ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik.
4.      Bowel (B5) : Bahas sesuaikan dengan topik misal  didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, serta mual hingga muntah yang diakibatkan oleh peningkatan produksi asam lambung.
5.      Bone (B6) : Bahas sesuaikan dengan topik misal  pada pasien cva infark beresiko mengalami penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh gangguan neurosensory.
6.      Integumen : Bahas sesuaikan dengan topik misal  kaji kondisi kulit pasien , dan kaji tanda-tanda dikubitus terutama pada daerah yang menonjol karena pasien cva infark mengalami mobilitas fisik.

c.       Pemeriksaan diagnostik
Bahas sesuaikan dengan topik misal  
1.      Foto rontgen dada : pelebaran ukuran jantung sebagai suatu sumber emboli pada suatu stroke atau akibat hipertensi lama.
2.      CT-scan : untuk membedakan antara stroke perdarahan (intraserebral atau subarakhnoid) dengan stroke tanpa perdarahan/ iskemik (trombus/emboli).
3.      MRI : untuk menunjukkan adanya iskemia serebri, dan untuk memnujukan adanya infark pada batang otak, serebelum, atau lobus temporalis yang tidak dapat terlihat pada CT-scan.

d.      Diagnosa Keperawatan (SDKI, NANDA)
Bahas sesuaikan dengan topik dan sesuaikan dengan problem yang ada di WOCdan sesuaikan dengan prioritas diagnosa keperawatan

e.       Intervensi Keperawatan
Berisi mengenai intervensi, tujuan dan kriteria hasil serta rasional
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d mukus berlebih
Tujuan : mempatenkan jalan napas
Kriteria hasil :
1.      Mampu mengeluarkan sputum
2.      Menunjukan jalan nafas yang paten (tidak ada suara napaas tambahan)
3.      Saturasi O2 dalam batas normal.
Intervensi : (Buat dengan pilar Observasi Mandiri Edukasi Kolaborasi)
1.      Observasi dan Jelaskan pada pasien mengapa terdapat penumpukan secret di saluran pernapasan dan kegunaan batuk efektif
R: pengetahuan diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan pasien terhadap rencana terapeutik.
2.      Ajarkan pasien batuk efektif
R : batuk efektif apat mengeluarkan secret dari saluran pernapasan.
3.      Atur posisi pasien semi fowler
R : untuk memudahkan pasien mengeluarkan secret
4.      Lakukan pengispan lendir, batasi durasi pengisapan dengan 15 detik atau lebih
R : untuk mengurangi adanya penumpukan secret, dan durasinya untuk mecegah bahaya hipoksia.
5.      Kolaborasi dalam pemberian bronkodilator
R : mengatur ventilasi dan melepskan secret

BAB 4
PEMBAHASAN TERKAIT JURNAL
(Lampirkan jurnal terkait)

Analisa Jurnal 1
Peneliti / Author
:

Judul dan Tahun
;

Nama Jurnal
:

Latar Belakang Riset
:

Tujuan Riset
:

Sample
:

Metode & desain
:

Variabel penelitian
:

Hasil Penelitian
;

Kesimpulan
:

Keterbatasan
:

 Dst .................................


BAB 5
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
5.2    Saran

DAFTAR PUSTAKA
Referensi yang digunakan adalah 10 tahun terakhir dan jurnal
.....................................................................................................................................



PANDUAN MAKALAH SEMINAR : https://drive.google.com/file/d/1o1k_UFjQuc4cVAcRRrpOzpsgM8P71tKy/view?usp=sharing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OBAT EMERGENCY

OBAT EMERGENCY DENGAN PENGGUNAAN SYIRINGE PUMP Obat emergency merupakan obat-obatan yang dibutuhkan untuk mengatasi keadaan gawat darurat. Sebaiknya disiapkan dan disediakan ditempat yang mudah terjangkau dan pemberiannya berdasarkan pada keadaan pasien tersebut. Pemberian obat selalu mengacu pada 5T dan 1W dimana yang dimaksud adalah (Tepat obat, Tepat waktu, tepat orang, tepat dosis, tepat cara ) dan Waspada terhadap efek samping obat tersebut. Berikut yang termasuk obat-obatan yang sering diberikan secara berkesinambungan adalah adrenalin, dopamin, dobutamin, herbesser . Pemberian obat yang tidak dirancang dengan benar dapat berakibat fatal atau tidak berkhasiat sama sekali. PRINSIP PEMBERIAN Pemberian obat selalu mengacu pada 5T dan 1W (Tepat obat, Tepat waktu, tepat orang, tepat dosis, tepat cara ) dan Waspada terhadap efek samping obat tersebut. PERHITUNGAN OBAT :  Pasien dengan BB 50Kg, mendapatkan terapi dopamin dengan dosis 5mcg/Kg/Menit. Sediaan dopamin yan

Pemeriksaan fisik sistem pernapasan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN (B1) INSPEKSI 1.     Wawancara pasien terkait keluhan sesak napas, nyeri dada ,  batuk, pengeluaran sputum dan batuk darah. Adapun masing – masing pemeriksaan akan dijelaskan sebagai berikut : a.     Derajat Sesak Nafas Derajat Sesak Keluhan Sesak Derajat I Sesak bila aktivitas berat, aktivitas sehari-hari baik Derajat II Sesak bila naik tangga Derajat III Aktivitas sehari-hari terasa sesak Derajat IV Pekerjaan ringan terasa sesak, istirahat tidak sesak Derajat V Istirahat tetap sesak (hidup tergantung O 2 ) b.     Nyeri dada Keluhan Nyeri Dada Kemungkinan Diagnosis Nyeri Dada Mendadak  Peny. Jantung   Pneumotoraks Nyeri Seperti Ditusuk Pleuritis Peny. Jantung  (Angina) Pneumotoraks Nyeri Dada Rasa Keme

PENGAJUAN KEANGGOTAAN HIPGABI JAWA TIMUR

Kepada Yth. Sejawat perawat Gawat Darurat Di Jawa Timur Assalamualaikum wr wb Bapak ibu dulur yang akan mengajukan keanggotaan HIPGABI , kini sudah dapat mengisi data data di link  bit.ly/form-anggota-hipgabi . Adapun syarat data yang harus anda lengkapi sebelum klik link adalah : 1. NIRA 2. Alamat dan nomor ponsel 3. Foto 3x4 pakaian resmi Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih HIPGABI # Bersatu # Berkualitas # Sejahtera Berikut adalah daftar pengajuan yang akan diproses beserta keterangannya No Nama Nira Institusi KET 1 Yudisa Diaz Lutfi Sandi, Ns., M.Kep 35210213331 Akper Pemkab Ngawi LENGKAP 2 Rizky Fajar Bahtiar,S.St 35730327236 Rumah Sakit Universitas Brawijaya LENGKAP 3 Khotimah, S. Kep., Ns., M. Kes 35170232243 Unipdu Jombang LENGKAP 4 Guruh Wirasakti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. 35730479034 STIKES dr. Soebandi Jember LENGKAP