ASUHAN KEPERAWATAN
PADA HIPERGLIKEMIA
MERINA
WIDYASTUTI,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Definisi
Hiperglikemik Hiperosmolar
Non Ketosis adalah keadaan koma akibat dari komplikasi diabetes melitus di mana
terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan 1) kadar gula darah sangat tinggi
yaitu lebih dari 600mg/dl , 2)meningkatkan dehidrasi hipertonik dan tanpa
disertai ketosis serum, biasa terjadi pada DM tipe II. Koma hiperosmolaritas
hiperglikemik non ketotik (KHONK) merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran (sense of awarness).
Ketoasidosis diabetik
merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak dengan gula darah lebih dari 250
mg/dl. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan
metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin dengan
penyebab tunggal mendasari adalah infeksi saluran kemih , biasa terjadi pada DM
tipe I. Trias dari KAD antara lain 1) Hiperglikemia 2) Ketosis & 3)Asidosis
metabolik
Keluhan Utama
Gejala umum pada pasien
dengan kondisi hiperglikemia adalah Hiperosmolaritas dan kehilangan cairan yang
hebat, Sering terjadi koma dan kejang local, Mual dan muntah, Perubahan tingkat kesadaran, Polifhagia, Nokturia. Dengan manifestasi khas
pada KAD diantaranya dehidrasi, hiperglikemi, hiponatremia,
hipotensi, perubahan kesadaran. Pada
KHONK akan terjadi gejala poliuria selama berhari-hari hingga berminggu-minggu
disertai asupan cairan yang tidak adekuat.
Anamnesis
Faktor Penyebab dan predisposisi
KHONK biasanya terjadi
pada orang tua dengan DM yang mempunyai penyakit penyerta yang mengakibatkan
menurunnya asupan makanan. Keadaan ini paling sering terjadi pada individu yang
berusia 50 hingga 70 tahun dan tidak memiliki riwayat diabetes atau hanya menderita
diabetes tipe2 yang ringan. Timbulnya keadaan akut tersebut dapat diketahui
dengan melacak beberapa kejadian pencetus seperti sakit yang akut (pneumonia,
infark miokard, stroke), konsumsi obat-obat yang diketahui akan menimbulkan
insufisiensi insulin (preparat diuretic tiazida, propanolol) atau prosedur
terapeutik (dialysis peritoneal atau hemodialisis, nutrisi parenteral total).
Patofisiologi
Keadaan hiperglikemia persisten
menyebabkan diuresis osmotik sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit.
Untuk memertahankan keseimbangan osmotic, cairan akan berpindah dari ruang
intra sel ke dalam ruang ekstra sel. Dengan adanya glukosuria dan dehidrasi,
akan dijumpai keadaan hipernatremia dan peningkatan osmolaritas. Salah satu perbedaan utama antara KHONK dan
KAD adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHONK. Perbedaan jumlah
insulin yang terdapat pada masing-masing keadaan ini dianggap penyebab parsial
perbedaan di atas. Pada hakikatnya, insulin tidak terdapat pada KAD. Dengan demikian
terjadi penguraian simpanan glukosa, protein, dan lemak (penguraian nutrient
yang disebut terakhir ini akan menghasilkan badan keton dan selanjutnya terjadi
ketoasidosis). Pada KHONK kadar insulin tidak rendah, meskipun tidak cukup
untuk mencegah hiperglikemia (dan selanjutnya dieresis osmotik). Namun,
sejumlah kecil insulin ini cukup untuk mencegah pemecahan lemak. Penderita
sindrom KHONK tidak akan mengalami gejala system gastrointestinal yang
berhubungan dengan ketosis seperti pada KAD.
A. PENGKAJIAN
1.
Primery
Survey
Komponen
|
Data yang mungkin didapatkan
|
Airway
|
Pada
umumnya paten , namun harus diantisipasi bila pasien mengalami kejang,
penurunan kesadaran dengan pemasangan OPA bila pasien tidak sadar / reflek
muntah negatif
|
Breathing
|
Napas cepat dan dalam, Bau
Napas aseton pada pasien dengan KAD à berikan oksigen tambahan sehingga saturasi oksigen
oksimetri dipertahankan lebih dari 95%
|
Circulation
|
Status dehidrasi berat
sebagai akibat diuresis osmotik, Visikositas darah juga akan mengalami
peningkatan, yang berdampak pada resiko terbentuknya trombus sehingga akan
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi organ à pasang IV line 2 jalur untuk
resusitasi cairan agar pasien tidak jatuh pada kondisi syok hipovolemik.
|
Disability
|
Penurunan
kesadaran dan resiko jatuh
|
2.
Secondary
Survey
Pemeriksaan Fisik
|
a.
Pulmonary : tachypnae, dyspnae, dapat ditemukan napas
bau acetone pada KAD serta nafas kussmaul.
b.
Cardiovaskular : tachicardia, hipotensi postural,
mungkin penyakit kardiovaskular ( hipertensi, CHF ), Capilary refill lebih
dari 2 detik.
c.
Neurologi : stupor, lemah, disorientasi, kejang, reflek
normal,menurun atau tidak ada.
d.
Renal : Poliuria pada tahap awal à Oliguria pada tahap lanjut lalu
bila jatuh pada syok hipovolemik pasien akan mengalami anuria
e.
Integumentary : membran mukosa dan kulit kering, turgor
kulit tidak elastis, kemungkinan ditemukan luka sulit sembuh.
f.
Gastrointestinal : distensi abdomen dan penurunan
bising usus
|
Pemeriksaan Diagnostik
|
Kriteria diagnosis KAD
Kriteria diagnosis KHONK
EKG à mungkin
aritmia karena penurunan potasium serum
|
Perbedaan
antara KHONK dengan KAD
Gejala klinis
|
Ketoasidosis Diabetik Hiperosmolar
|
Koma Hiperglikemi Hiperosmolar
Nonketotik
|
Prodormal
Koma
Gula Darah
Ketones
Asidemia
Gap anion
Osmolalitas
|
Hari
++
++
+++
+++
++
++
|
Minggu
+++
+++
0, +
0, +
0, +
+++
|
Komplikasi dari KHONK yaitu :
1.
Koma
atau kegagalan otak. Hiperglikemi menyebabkan terjadinya hiperosmolaliti dan
merangsang haus, KHONK banyak terjadi pada pasien tua sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan kognitif, serebrovaskuler, demensia, depresi
dan yang paling fatal terjadi koma. Pada pasien KHONK juga dapat terjadi edma
otak disebabkan oleh karena tingginya konsentrasi gula, dapat terjadi edema
serebri yang menyebabkan fatal.
2.
Gagal jantung.
Akibat dari hiperglikemi membuat darah menjadi semakin kental dan membuat kerja
jantung menjadi lebih berat dan membuat terjadinya gagal jantung. Ataupun dapat
terjadi hipotensi karena pemberian insulin dapat menyebabkan perpindahan
glukosa dari ekstraseluler ke intraseluler. Sedangkan glukosa adalah sebagai
osmotik kristaloid sehingga diikuti dengan keluarnya cairan ke ekstraseluler.
Keadaan ini menyebabkan terjadi pemindahan cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler sehingga terjadinya shok. Oleh karena itu dibutuhkan pemberian
NaCl yang tinggi.
3.
Gagal ginjal.
Akibat terjadinya hiperglikemi membuat aliran darah dari jantung ke ginjal
menjadi menurun sehingga fungsi ginjal pun itk menurun dan mengakibatkan
terjadinya gagal ginjal.
4.
Gangguan hati.
Hati merupakan tempat penyimpanan glukosa, pada KHONK terdapat ketidak
seimbangan glukosa dalam darah sehingga akibat ketidakseimbangan tersebut hati
bekerja dengan keras untuk menyeimbangkannnya sehingga membuat terjadinya gagal
pada hati pada pasien DM II.
Tata
laksana
1. Pastikan jalan napas paten dan saturasi oksigen diatas
95%
2. Pasang monitor jantung
3. Pasang IV line Pengobatan
utama adalah rehidrasi dengan menggunakan cairan.
Karena
peningkatan usia pada KHONK, maka pemantauan ketat terhadap status volume dan
elektrolit diperlukan untuk mencegah gagal jantung kongesif serta disritmia
jantung. NaCl 0,9% atau 45% sesuai dengan natrium dan intensitas penurunan
volume. NaCl bisa diberikan cairan isotonik atau hipotonik ½ normal diguyur
1000 ml/jam sampai keadaan cairan intravaskular dan perfusi jaringan mulai
membaik, baru diperhitungkan kekurangan dan diberikan dalam 12-48 jam.
Pemberian cairan isotonil harus mendapatkan pertimbangan untuk pasien dengan
kegagalan jantung, penyakit ginjal atau hipernatremia. Gklukosa 5% diberikan
pada waktu kadar glukosa dalam sekitar 200-250 mg%.
- Insulin
Akibat
dari kenaikan glukosa darah secara ekstrim dapat turun ketika pasien mengalami
rehidrasi. Walaupun insulin kurang berperan dalam penanganan KHONK, tetapi
insulin dapat diberikan melalui infus secara kontinu dengan kecepatan lambat
untuk mengatasi hiperglikemia dan dekstrosa ditambahkan dalam cairan infus
(seperti pada KAD) bila kadar glukosa menurun hingga mencapai kisaran 250
sampai 300 mg/dl (13,8 sampai 16,6 mmol). Pada saat ini
para ahli menganggap bahwa pasien hipersemolar hiperglikemik non ketotik
sensitif terhadap insulin dan diketahui pula bahwa pengobatan dengan insulin
dosis rendah pada ketoasidosis diabetik sangat bermanfaat. Karena itu
pelaksanaan pengobatan dapat menggunakan skema mirip proprotokol ketoasidosis
diabetik.
REGULASI CEPAT INSULIN
KADAR
GULA DARAH
|
INTRAVENA
4 UNIT / JAM
|
DOSIS
PEMELIHARAAN/SC
|
200 – 300
|
1 X
|
3 X 4 Unit
|
300 – 400
|
2 X
|
3 X 6 Unit
|
400 – 500
|
3 X
|
3 X 8 Unit
|
500 - 600
|
4 X
|
3
X
10 Unit
|
500 – 700
|
5 X
|
4 X 12
Unit
|
- Kalium
Kalium darah harus dipantau dengan baik. Bila terdapat
tanda fungsi ginjal membaik, perhitungan kekurangan kalium harus segera
diberikan
- Hindari
infeksi sekunder
Hati-hati dengan suntikan, permasalahan infus set, kateter
- Heparin dosis rendah pada KHONK
- Obati stressor yang mendasari
Komplikasi
•
Awal (kurang dari 72 jam) : Syok hipovolemik,
sepsis,
•
Lanjut
(lebih dari 72 jam) : Trombo emboli
pembuluh darah seperti pada cerebri, miokard, paru, DIC
Komentar
Posting Komentar