Langsung ke konten utama

KOMA HIPOGLIKEMIA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOMA HIPOGLIKEMIA
MERINA WIDYASTUTI,S.Kep.,Ns.,M.Kep


Definisi
Hipoglikemia adalah kadar glukosa puasa yang lebih rendah dari 70 mg/dl. Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetik yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah. Hipoglikemia dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan dan latihan jasmani serta obat yang digunakan. Pengobatan terbaik hipoglikemia adalah mencegah terjadinya hipoglikemia. Pada penderita dengan hipoglikemia yang rekuren sering kali tidak mengalami gejala peringatan tersebut sebelum jatuh kedalam koma. Hal ini disebabkan karena kekurangan epinefrin dalam simpanan. Diperkirakan bahwa sistem saraf pusat membutuhkan 100 mg glukosa per menit. Jumlah tersebut ialah 6 gr per jam atau 144 gr per hari. Jumlah terakhir ini melebihi jumlah semua glikogen yang disimpan dalam hati pada suatu saat. Dalam keadaan puasa, simpanan glikogen hati dipertahankan dengan glukoneogenesis yang berasal dari asam amino, protein, dan dari zat-zat yang tidak teroksidasikan dengan sempurna misalnya asam laktat. Glukoneogenesis yang normal bergantung pada fungsi-fungsi yang normal dari kelenjar hipofisis anterior, adrenal dan hepar. Kadar glukosa darah yang mengakibatkan timbulnya gejala reaksi hipoglikemik bervariasi, dan berat ringannya reaksi tidak selalu parallel dengan derajat hipoglikemik. Orang dewasa akan mengalami gejala gangguan lebih dulu daripada anak-anak. Orang dewasa dengan kadar glukosa darah 40 mg per 100 ml dapat menimbulkan gelisah yang jeala, sedangkan pada anak-anak masih dapat berada dalam keadaan normal walaupun dengan kadar glukosa darah yang lebih rendah.

Keluhan Utama
Ciri utama pada hipoglikemia adalah trias whiple yaitu hipoglikemia dgn gangguan susunan saraf pusat,  glukosa darah kurang dari 50mg/dl, gejala hilang dengan pemberian gula . Pasien datang dengan salah satu atau beberapa keluhan dimana keluhan tersebut juga bagian dari klasifikasi beratnya hipoglikemia. diantaranya sebagai berikut :
1.    Ringan : tremor, takikardia, lapar, palpitasi, gelisah
2.    Sedang : sakit kepala, gangguan konsentrasi, diplopia, pelo, gangguan daya ingat
3.    Berat : kejang, disorientasi, penurunan kesadaran, koma terjadi bila glukosa darah kurang dari 20



Anamnesis
Regimen insulin yang tidak fisiologis., overdosis insulin atau sulfonylurea, tidak makan, tidak mengkonsumsi kudapan yang telah direncanakan, gerak badan tanpa kompensasi makanan, penyakit ginjal stadium akhir, penyakit hati stadium akhir, konsumsi alcohol

Primary Survey
Komponen
Data yang mungkin didapatkan
Airway
Pada umumnya paten , namun harus diantisipasi bila pasien mengalami kejang, penurunan kesadaran dengan pemasangan OPA bila pasien tidak sadar / reflek muntah negatif
Breathing
Napas dangkal, Bau Napas Normal à berikan oksigen tambahan sehingga saturasi oksigen oksimetri dipertahankan lebih dari 95%
Circulation
status hidrasi normal, pasien pucat, berkeringat, Gambaran jantung aritmia takikardia
Disability
Tremor, konvulsi, GCS menurun

Secondary Survey
       Glukosa serum kurang dari 50 mg/dl
       EKG :  Takikardia

Tata Laksana
1.    Pastikan jalan napas paten dan saturasi oksigen diatas 95%
2.    Pasang monitor jantung
3.    Pasang IV line
4.    Penuhi kadar glukosa agar tidak terjadi kerusakan irreversibel otak dengan memberikan D40% dan  arahkan pada kadar glukosa 120mg/dl. Satu Flakon (25cc) D40% menaikkan kadar glukosa 25 – 30 mg/dl, Dilakukan tiap 30 menit dan Cek gula darah Rata – rata pemulihan 20 – 30 menit

Perbedaan Hipoglikemia dengan Hiperglikemia
Karakterisitk
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Onset
Status hidrasi
Pernapasan
Bau napas
Persarafan
Kadar glukosa
Jumlah urin
Gastrointestinal
Cepat
Pucat, berkeringat
Napas dangkal
Bau Napas Normal
Tremor, konvulsi
Glukosa kurang dari 70 mg/dl
Urin normal
Lapar, gemetar
Bertahap
Dehidrasi, kemerahan
Napas cepat dan dalam
Bau Napas aseton
Parestesi, penurunan sensasi
Glukosa lebih dari 240 mg/dl
Poli uri
Haus, lemah, mual muntah

Masalah Keperawatan
1.    Resiko komplikasi : Hipoglikema
Tujuan
gula darah kembali normal.
tidak menimbulkan tanda-tanda komplikasi
Intervensi
  1. Lakukan kolaborasi pemberian oksigen
  2. Cek glukosa acak
  3. Observasi kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
  4. Monitor vital sign
  5. Monitor kesadaran dan tanda2 hipoglikemia
  6. Observasi tanda-tanda infeksi
  7. Hindari terjadinya hipotermi
  8. Lakukan kolaborasi pemberian Dex 40 % IV

9.    Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
10.  Ketidakpatuhan
11.  Resiko cidera


STUDY KASUS
Wanita, 69 tahun datang ke IGD dalam kondisi tidak sadar, keluarga mengatakan sebelumnya pasien mengeluh pusing, nyeri dada sebelah kiri tembus sampai ke punggung. Kemudian pasien tertidur dan keluarga menemukan pasien pingsan dengan kondisi mengorok. Keluarga mengatakan pasien memiliki rowayat penyakit jantung namun jarang kontrol, keluarga menyangkal pasien memiliki riwayat Diabetes melitus.

Tata Laksana
A.    Primary survey
Komponen
Data yang didapatkan dan tindakan
Airway
Pasien mengorok dan dilakukan pembebasan jalan napas dengan OPA
Breathing
Saturasi oksimetri kurang dari 95% , frekuensi pernapasan 28x/menit, diberikan oksigen tambahan dengan non rebreathing masker 10 lpm
Circulation
monitor jantung menunjukkan frekuensi jantung 113 x/menit dengan gambaran supraventrikuler, konjungtiva anemis, akral dingin dan basah, capilary refill time lebih dari 2 detik, nadi teraba kuat dengan tekanan darah 173/124 mmHg,
Disability
GCS   2-2-1
  
B.    Secondary survey
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap ditemukan
a.    Glukosa darah acak : 47 mg/dl , Hb : 17, Leukosit : 25.000, Trombosit : 290.000, Eritrosit : 5,95
b.    Serum eletrolit : Natrium : 136, Kalium : 3,46, Clorida : 105
c.    Pemeriksaan dengan ECG menunjukkan gambaran supra ventrikular takikardia.

C.   Tata Laksana Medis
1.    Pemberian cairan intravenda Dextrosa 10% 500 cc
2.    Bolus D40 3 flacon
3.    Antibiotik cefoperazone 2 gram intravena
Diagnosa Medis : Koma hipoglikemia + sepsis + atrial fibrilasi
Pasien MRS dan dirawat di ICU IGD.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

OBAT EMERGENCY

OBAT EMERGENCY DENGAN PENGGUNAAN SYIRINGE PUMP Obat emergency merupakan obat-obatan yang dibutuhkan untuk mengatasi keadaan gawat darurat. Sebaiknya disiapkan dan disediakan ditempat yang mudah terjangkau dan pemberiannya berdasarkan pada keadaan pasien tersebut. Pemberian obat selalu mengacu pada 5T dan 1W dimana yang dimaksud adalah (Tepat obat, Tepat waktu, tepat orang, tepat dosis, tepat cara ) dan Waspada terhadap efek samping obat tersebut. Berikut yang termasuk obat-obatan yang sering diberikan secara berkesinambungan adalah adrenalin, dopamin, dobutamin, herbesser . Pemberian obat yang tidak dirancang dengan benar dapat berakibat fatal atau tidak berkhasiat sama sekali. PRINSIP PEMBERIAN Pemberian obat selalu mengacu pada 5T dan 1W (Tepat obat, Tepat waktu, tepat orang, tepat dosis, tepat cara ) dan Waspada terhadap efek samping obat tersebut. PERHITUNGAN OBAT :  Pasien dengan BB 50Kg, mendapatkan terapi dopamin dengan dosis 5mcg/Kg/Menit. Sediaan dopamin yan

Pemeriksaan fisik sistem pernapasan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN (B1) INSPEKSI 1.     Wawancara pasien terkait keluhan sesak napas, nyeri dada ,  batuk, pengeluaran sputum dan batuk darah. Adapun masing – masing pemeriksaan akan dijelaskan sebagai berikut : a.     Derajat Sesak Nafas Derajat Sesak Keluhan Sesak Derajat I Sesak bila aktivitas berat, aktivitas sehari-hari baik Derajat II Sesak bila naik tangga Derajat III Aktivitas sehari-hari terasa sesak Derajat IV Pekerjaan ringan terasa sesak, istirahat tidak sesak Derajat V Istirahat tetap sesak (hidup tergantung O 2 ) b.     Nyeri dada Keluhan Nyeri Dada Kemungkinan Diagnosis Nyeri Dada Mendadak  Peny. Jantung   Pneumotoraks Nyeri Seperti Ditusuk Pleuritis Peny. Jantung  (Angina) Pneumotoraks Nyeri Dada Rasa Keme

PENGAJUAN KEANGGOTAAN HIPGABI JAWA TIMUR

Kepada Yth. Sejawat perawat Gawat Darurat Di Jawa Timur Assalamualaikum wr wb Bapak ibu dulur yang akan mengajukan keanggotaan HIPGABI , kini sudah dapat mengisi data data di link  bit.ly/form-anggota-hipgabi . Adapun syarat data yang harus anda lengkapi sebelum klik link adalah : 1. NIRA 2. Alamat dan nomor ponsel 3. Foto 3x4 pakaian resmi Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih HIPGABI # Bersatu # Berkualitas # Sejahtera Berikut adalah daftar pengajuan yang akan diproses beserta keterangannya No Nama Nira Institusi KET 1 Yudisa Diaz Lutfi Sandi, Ns., M.Kep 35210213331 Akper Pemkab Ngawi LENGKAP 2 Rizky Fajar Bahtiar,S.St 35730327236 Rumah Sakit Universitas Brawijaya LENGKAP 3 Khotimah, S. Kep., Ns., M. Kes 35170232243 Unipdu Jombang LENGKAP 4 Guruh Wirasakti, S.Kep.,Ns.,M.Kep. 35730479034 STIKES dr. Soebandi Jember LENGKAP