Senin, 23 November 2015

PANDUAN LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PANDUAN LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK KMB

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KASUS CVA INFARK





Memenuhi Tugas Individu Praktek Klinik
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Fasilitator:
Merina Widyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP. 03.033


Disusun Oleh
Nama ……………….
NIM






PROGRAM STUDI ……  KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
SURABAYA 20..../ 20 .....


LEMBAR PENGESAHAN


Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Judul Makalah                    
:
........................................................................................
Tanggal Penugasan
:
................................................................................
Tanggal Pengumpulan
:
................................................................................

Dengan ini telah menyelesaikan tugas individu yang telah dikirimkan dalam bentuk hard copy pada tanggal ....... dan bentuk soft copy pada tanggal.........

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah



Merina Widyastuti,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP. 03.033

Surabaya, ....................................................
Mahasiswa



....................................................................
NIM .
             






LAPORAN PENDAHULUAN

1.      Konsep Dasar Penyakit
a.      Definisi
b.      Etiologi
c.       Klasifikasi
d.      Patofisiologi
e.       Web of Caution
f.       Manifestasi Klinis
g.      Komplikasi
h.      Penatalaksanaan

2.      Konsep Keperawatan
a.      Pengkajian
1)      Data umum : Bahas mengenai bagaimana prevalensi kejadian CVA bleeding. Misal stroke menyerang laki laki 2 x lebih banyak daripada wanita, usia diatas 50 tahun rentan dengan cva bleeding, jarang terjadi pada usia anak anak, tinggal di perkotaan dan pedesaan dst............
2)      Keluhan utama : Bahas mengenai keluhan utama yang khas sesuai topik terkait. Pada pasien dengan cva infark keluhan utamnya biasanya terjadi hemiparesis, hemiplegia, afasia, disartria, ataksia, sampai penurunan kesadaran (Batticaca, 2008)
3)      Riwayat penyakit sekarang  : Bahas mengenai keluhan lain yang menyertai keluhan utama. Misal Pasien pada keluhan utama mengeluh kelemahan maka untuk riwayat penyakit sekarang  : kelemahan disertai mual muntah, tidak bisa menelan ,   
4)      Riwayat penyakit dahulu : Bahas mengenai penyakit dahulu yang ada kaitannya dengan topik yang dibahas misal Jelaskan keterkaitan penyakit DM, hipertensi dan jantung dengan kejadian CVA Infark, Pengobatan apa yang menjadi pencetus atau penyulit pasien CVA,  
5)      Riwayat penyakit keluarga : Riwayat penyakit keluarga yang terkait dengan penyakit pasien missal CVA, Hipertensi
6)      Pemeriksaan penunjang : Bahas sesuaikan dengan topik misal  
Foto rontgen dada : pelebaran ukuran jantung sebagai suatu sumber emboli pada suatu stroke atau akibat hipertensi lama.
CT-scan : untuk membedakan antara stroke perdarahan (intraserebral atau subarakhnoid) dengan stroke tanpa perdarahan/ iskemik (trombus/emboli).
MRI : untuk menunjukkan adanya iskemia serebri, dan untuk memnujukan adanya infark pada batang otak, serebelum, atau lobus temporalis yang tidak dapat terlihat pada CT-scan.
7)      Pemeriksaan fisik
B1 ( Breath) : Bahas bagaiman kondisi airway pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas misal “Pasien dengan CVA Infark beresiko mengalami sumbatan karena adanya penumpukan sekret akibat dari kelemahan reflek batuk. Bahas bagaimana kondisi breathing pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas. Misal pada pasien dengan CVA infark tidak ditemukan masalah pada pernapasan namun jika pasien mengalami peningkatan tekanan intracranial akan tampak pada penurunan RR
B2 ( Blood) : Tensi meningkat, Frekuensi jantung meningkat Bahas bagaimana kondisi circulation pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas Pada pasien dengan stroke non hemoragik yang mengalami perfusi serebral tidak efektif menyebabkan kadar PaO2 <95% sehingga menyebabkan sianosis. Pasien stroke non hemoragik mengalami diaforesis sehingga ditemukan akral teraba dingin, dan kulit mengalami kelembapan. TD dapat normal atau meningkat, dengan frekuensi nadi bervariasi
B3 ( Brain) : Kesadaran menurun, reflek fisiologis, patologis, Bahas bagaimana kondisi disability pada pasien sesuai dengan topik yang dibahas Pasien dengan cva infark akan mengalami gangguan kesadaran jika terjadi ketidakseimbangan perfusi ventilasi. Pupil kecil dan ptosis pada sisi kelopak mata yang terkena. Mengalami gangguan motorik seperti hemiplegia, hemiparesis, dan mengalami gangguan sensorik seperti defisit dalam pendengaran, pengelihatan dan indra penciuman.
B4 ( Bladder) : Bahas sesuaikan dengan topik misal  pada pasien cva infark beresiko mengalami inkontinensia urine karena ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik.
B5 ( Bowel) : Bahas sesuaikan dengan topik misal  didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, serta mual hingga muntah yang diakibatkan oleh peningkatan produksi asam lambung.
B6 ( Bone) : Bahas sesuaikan dengan topik misal  pada pasien cva infark beresiko mengalami penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh gangguan neurosensory. Integumen : Bahas sesuaikan dengan topik misal  kaji kondisi kulit pasien , dan kaji tanda-tanda dikubitus terutama pada daerah yang menonjol karena pasien cva infark mengalami mobilitas fisik.


b.      Diagnosa Keperawatan (SDKI, NANDA)
Bahas sesuaikan dengan topik dan sesuaikan dengan problem yang ada di WOCdan sesuaikan dengan prioritas diagnosa keperawatan

c.       Intervensi Keperawatan
Berisi mengenai intervensi, tujuan dan kriteria hasil serta rasional
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d mukus berlebih
Tujuan : mempatenkan jalan napas
Kriteria hasil :
1.      Mampu mengeluarkan sputum
2.      Menunjukan jalan nafas yang paten (tidak ada suara napaas tambahan)
3.      Saturasi O2 dalam batas normal.
Intervensi : (Buat dengan pilar Observasi Mandiri Edukasi Kolaborasi)
1.      Observasi dan Jelaskan pada pasien mengapa terdapat penumpukan secret di saluran pernapasan dan kegunaan batuk efektif
R: pengetahuan diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan pasien terhadap rencana terapeutik.
2.      Ajarkan pasien batuk efektif
R : batuk efektif apat mengeluarkan secret dari saluran pernapasan.
3.      Atur posisi pasien semi fowler
R : untuk memudahkan pasien mengeluarkan secret
4.      Lakukan pengispan lendir, batasi durasi pengisapan dengan 15 detik atau lebih
R : untuk mengurangi adanya penumpukan secret, dan durasinya untuk mecegah bahaya hipoksia.
5.      Kolaborasi dalam pemberian bronkodilator
R : mengatur ventilasi dan melepskan secret


DAFTAR PUSTAKA


.....................................................................................................................................


PANDUAN : https://drive.google.com/file/d/1GvrwHD3zXyF0AgKIo3ihChO9VwxQGI2D/view?usp=sharing






KETENTUAN TERKAIT 


1.      Setiap minggu mahasiswa diwajibkan membuat laporan pendahuluan

2.      Setiap minggu mahasiswa diwajibkan membuat laporan kasus

3.     Laporan pendahuluan dan laporan kasus yang dibuat harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. (kompetensi terlampir di buku panduan hal 7)
7.      Laporan pendahuluan yang dibuat tidak harus sama dengan laporan kasus , menyesuaikan kondisi di ruangan
8.  Bila laporan kasus tidak sesuai dengan laporan pendahuluan maka mahasiswa cukup membuat pathway / web of caution dari teori kasus yang dikelola.

9.      Laporan pendahuluan ditulis tangan sedangkan laporan kasus diperkenankan untuk diketik.

10.   Penilaian laporan pendahuluan dan laporan kasus telah dilampirkan di buku panduan mahasiswa. Pembimbing dipersilahkan untuk memberi nilai pada lembar penilaian yang telah disediakan atau bila pembimbing merasa mahasiswa tidak perlu mengetahui nilainya maka pembimbing diperkenankan untuk memberi nilai di buku  komunikasi pembimbing ini. (format penilaian terlampir)

11.   Pembimbing tetap memberikan tanda tangan pada buku panduan mahasiswa meskipun tidak mencantumkan nilai yang diperoleh. 

12.   Diharapkan pada akhir departemen, mahasiswa akan mengumpulkan 6 bendel laporan pendahuluan dan 6 bendel laporan kasus sesuai ketentuan institusi pendidikan STIKES Hang Tuah Surabaya


13.   Mahasiswa yang tidak mengumpulkan laporan pendahuluan atau laporan kasus tepat waktu boleh diberikan sangsi baik berupa pengurangan nilai dan peringatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 TOPIK KULIAH : KEPERAWATAN HIV AIDS SHT oleh Merina Widyastuti  Untuk Mahasiswa STIKES Hang Tuah Surabaya VOLUNTARY COUNSELLING TEST HIV   ...